Ini
adalah tahun ke tiga saya membantu Rock In Solo. Pada 2011 dan 2012 saya dan
The Anarcho Brothers merekam event ini dan menghasilkan DVD Rockumentary (2011)
dan Concert Report (2012). Kali ini yang bertindak sebagai perekam RIS 2013
adalah Bani Nasution, film maker dari LiarLiar Films di Solo. Bani berniat
membuat dokumenter dari sudut pandang metalhead dan sialnya saya disuruh
menjadi salah satu metalhead itu. Huh!
Terus
terang bisa dibilang saya sendiri belum pernah menikmati secara tuntas semua
konser RIS ini, karena setiap datang selalu sebagai pekerja. RIS yang ke tujuh
ini pun saya akhirnya membantu kawan-kawan media center untuk membuat
semacam highlight yang akan di-update sepanjang event berlangsung.
Seperti
kebanyakan konser, penampilan awal seperti Bankeray, Infectious Arteries, Nadi, Sisi
Selatan, Kapital penonton di depan panggung belum banyak. KM09 dan DJIN
menghantam panggung dengan brutal dan mulai memancing metalhead dipinggir
lapangan untuk bergabung ke depan.
Setelah
break Magrib, orkes simponi gotik Kedjawen666 dari Bogor, membuka malam di
Lapangan Kota Barat. Ada banyak pertanyaan dikepala tentang band yang ini. Dengan
nama “Kedjawen” dilengkapi dengan “666”, apakah itu suatu perkawinan spiritual
Jawa dengan kegelapan jahat dalam ranah bible? Mengapa sang vokalis menggunakan
patch bendera Norwegia? Memang hal yang kontras dengan riset kami tentang
“trve” Javanese Black Metal.
Straightout
dan Jihad sungguh membuat metalhead berjihad di moshpit. Rumput mulai terkikis
dan debu terbang diantara para penikmat kebisingan. Lalu ada Down For Life
kelompok ‘ketoprak’ metal lokal Solo dengan Adjie sang vokalis yang selalu melucu
di sela lagu. Sebelumnya saya sempat meminta agar dibuatkan wall of death di
penampilan mereka nanti. Untuk mendapat gambar yang lebih bagus saya naik ke
lantai dua FOH sedangkan Anggula Brintik rekan saya memposisikan diri disekitar
panggung. Ternyata Adjie mengabulkan permintaan saya, penonton yang padat diminta
membelah menjadi dua dan kemudian sekali lagi aksi wall of death RIS 2013
menjadi koleksi saya.
Mendekati
akhir lagu, dari lantai dua FOH terlihat kerumunan yang tidak biasa di sisi
kanan. Seseorang penting telah datang tadinya saya mengira yang datang adalah
Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, hingga terdengar gemuruh metalhead:
“Jokowi… Jokowi… Jokowi…”. Secara mendadak Gubernur Metal DKI itu datang di
tengah kerumunan brutal tersebut. Untuk mendapatkan gambar yang bagus saya
langsung turun dan menuju backstage, tempat biasanya para pejabat dijamu. Namun
Jokowi malah berhenti di tengah kerumunan. Pak Jos, seorang legenda di event
musik tanah air itu panik dan malah menyuruh saya membuka jalan menerobos
ribuan metalhead untuk meminta Jokowi ke FOH. Siap Laksanakan!
Jokowi
selamat masuk ke dalam FOH dan saya pun kehilangan kesempatan mengambil gambar
lebih dekat karena tubuh ini seperti remuk bagai disiksa Gorgoroth. Jokowi
menonton selama satu lagu Down For Life, dan penonton di sekitar FOH menonton Jokowi.
Lalu lintas twitpic, instagram, path pasti menjadi sibuk dengan posting foto
Jokowi. Setelah Down For Life selesai, Jokowi pulang dan tetap dikerumuni
metalhead, saya mencari kesempatan untuk memberikan oleh-oleh khas Solo yaitu
DVD Rockumentary RIS 2011 dan 2012 semoga ditonton beliau di sela-sela blusukan
Jakarta.
Hour
Of Penance sebagai band utama di hari pertama tampil maksimal dengan technical
death metalnya, diselingi oleh solo drum dari James Payne. Kebisingan Hour Of
Penance menutup malam minggu yang brutal di Solo. Para metalhead pulang dengan
tertib dan mempersiapkan tenaga untuk hari ke-dua, Minggu gelap dengan misa
malam oleh Behemoth.
Link:
No comments:
Post a Comment