Kartel Store: http://bit.ly/1gCU0Uv |
Sejak Djiwo Ratriarkha memutuskan untuk mengerjakan proyek musik diluar Makam, saya selalu bertanya-tanya akan seperti apakah bunyi musiknya. Hingga muncul sebuah kompilasi gelap dari sectie Surakarta berjudul Kompilasi Badjoe Barat yang berisi lagu-lagu dari Santet, Brhobosan, Obar Setan, Morry, Kalabintalu dan tentunya Djiwo.
Track 1 Djiwo - Cakra Bhirawa, sulit mendeskripsikan bentuk musiknya seperti apa atau mencari-cari unsur apa yang ada didalam komposisi ini. Akhirnya saya memutuskan untuk bertanya langsung ke Djiwo dan berikut ini adalah copas jawaban dari yang bersangkutan. Silakan...
_________________________________________________
Djiwo - Cakra Bhirawa 6:51
Niat awal kami sebenarnya dipicu oleh keinginan untuk menulis sebuah komposisi lagu yang mampu atau minimal cukup diyakini efektif sebagai sarana untuk ”beribadah” .
Dan materi ayat yang kami pilih adalah Mantra Rajah Kalacakra...
Materi lirik pada lagu ini sebenarnya bukan kita yang menuliskannya, tetapi di sini kita hanya mencoba menyematkannya dari duplikat naskah aslinya dan membuatnya abadi di dalam lagu.
Cakra dalam epos pewayangan jawa dapat dikenali sebagai senjata pamungkas yang sakti, Cakra yang digambarkan menyerupai roda juga dikenal sebagai roda dharma atau kebijaksanaan di beberapa keyakinan masyarakat adat. Sementara arti kata Bhirawa, lebih kami maknai sebagai teknis pelafalan dari pengucapan Bhairawa, yang berarti dahsyat atau hebat.
Keyakinan dalam kultur adat kami mantra ini dipercayai sebagai penolak sial, oleh para generasi setelah invasi budaya arab masuk dan pada masa keruntuhan majapahit.
Di Tibet juga mengenal kata Kalacakra isi dari mantranya memakai 10-seed syllable yang disebut sbg 10 Bijjakshara, sementara mantra kalacakra di jawa, mempunyai silabel berjumlah 32, yakni ...
YAMARAJA……….JARAMAYA
siapa yang menyerang, berbalik menjadi berbelas kasihan
YAMARANI………..NIRAMAYA
siapa datang bermaksud buruk, akan tersingkir
YASILAPA…………PALASIYA
siapa membuat lapar dia-lah nantinya yang akan memberi makan
YAMIRODA……….DAROMIYA
siapa memaksa dia-lah yang akan menjadi memberi kebebasan
YAMIDOSA……….SADOMIYA
siapa membuat dosa, berbalik membuat jasa
YADAYUDA………..DAYUDAYA
siapa memerangi berbalik menjadi damai
YASIYACA……….CAYASIYA
siapa membuat celaka berbalik menjadi membuat sehat dan sejahtera
YASIHAMA……….MAHASIYA
siapa membuat rusak berbalik menjadi membangun dan sayang.
Namun meskipun demikian, semua uraian dan makna aslinya yg bermuatan positif di atas tentunya tidak bermakna sama sekali jika disematlkan begitu saja dalam konteks gubahan sebuah lagu pembebasan berhaluan black metal dan oleh kesadaran tersebut serta merunut kepada pemaknaan ulang yang juga biasa kami lakukan, maka kami sengaja mengubah susunan bait dan ayat di dalamnya. Dan tentu saja ini mengubah arti, makna, tujuan dan dampak kinetis yang berbeda pula secara spiritual.
Dan inilah Cakra Bhirawa kami, sebuah kisaran hisap energi kehidupan yang terus berputar, meretas ruang dan waktu ... Sadarkah Anda saat ini bahwa kehidupan yang sedang Anda jalani ini berada di dalam pengaruhnya?
Djiwo Ratriarkha @2013
______________________________________________
Sebelum mendapatkan info dari Djiwo, Saya dan Haris ngotot untuk mengutak-atik footage tidak terpakai kami, dan mulai menyusun montase video dengan latar musik Cakra Bhirawa. Kami kemudian meminta Djiwo dan Eep La Guera (gitar) untuk membuat beberapa adegan dan mengirimkan pada kami. Jadilah video musik Cakra Bhirawa. Video ini juga dibantu oleh Usman personil Kalabintalu.
Djiwo berencana untuk merilis album mereka di 2014. Kami tunggu.
No comments:
Post a Comment